Ayah Yoga bekerja
sebagai tukang servis elektronik dan sang ibu membantu dengan berjualan
gado-gado dirumah. Saat ini Yoga sudah duduk dibangku SMA kelas 3. “Bu, Yoga
mau berangkat sekolah nih bagi duit dong !” pinta Yoga kepada sang ibu yang
terlihat sedang menyiapkan bahan gado-gado untuk dijual nanti. “Sudah sarapan
kan ? jangan lupa pamit sama ayah ya nak !” balas ibu dan member Yoga uang
saku. “Ogah ahh, males” ucap Yoga dan bergegas pergi sekolah tanpa berpamitan
dengan sang ayah yang saat itu sedang asyik memandikan burung perkututnya
dihalaman. Ayah tersenyum menyambut anaknya dan mengerahkan tangannya kepada
anaknya tapi anaknya hanya melewati sang ayah tanpa melihat atau menegur
sekalipun. Sang ayah hanya tersenyum melihat perlakuan anaknya yang seperti
itu. “Maafin Yoga yaa yah, padahal tadi sudah ibu suruh pamit sama ayah !” ucap
ibu kepada ayah. “I aa aa aa uu” jawab sang ayah dengan tersenyum.
Yaa, ayah seorang
tuna wicara, dia tidak bisa berbicara seperti orang normal pada umumnya, tapi
biar begitu ayah memiliki semangat dan perjuangan untuk keluarganya yang tidak
kalah dengan suami dan ayah normal pada umumnya. Semakin bertambahnya usia Yoga,
Yoga agak terganggu dengan kekurangan yang dimiliki sang ayah, dimulai saat Yoga
duduk dibangku SD Yoga selalu di ejek oleh teman-temannya karena kekurangan
ayahnya it. Semakin beranjaknya Yoga dibangku sekolah ternyata ejekan yang
ditujukan pada Yoga tak kunjung terhenti, malah semakin menjadi-jadi.
Saat itulah Yoga mulai malu dan benci dengan
kekurangan ayahnya yang seperti ini. Dia selalu mengeluh kepada sang ibu
mengapa Yoga harus memiliki seorang ayah yang bisu, mengapa Yoga tidak memiliki
ayah yang normal seperti teman-teman yang lainnya. Sudah sering kali sang ibu menasehati
Yoga tapi Yoga tetap tidak bisa menerima keadaan sang ayah yang seperti ini. Sejak
saat itulah sikap Yoga kepada ayah menjadi dingin dan risih bahkan untuk hanya
sekedar bicara saja Yoga merasa enggan, Yoga hanya berbicara dan berkomunikasi
dengan sang ibu.
Melihat perlakuan
anaknya yang seperti itu tentu membuat hati sang ayah sedih dan merasa bersalah
karena sudah membuat anaknya malu dan sedih dengan keadaannya yang bisu seperti
ini. Tapi sang ayah tidak pernah menunjukan sikap sedih, kecewa apalagi marah
kepada anaknya. Ayah malah berusaha ingin membuat anak dan istrinya bangga
dengan dirinya dengan berkerja keras mencari nafkah untuk mencukupi
keluarganya. Sang ibu yang mengetahui perasaan ayah saat ini hanya bisa memberi
semangat untuk ayah agar sabar dan tabah menghadapi sikap anaknya yang seperti
ini.
Seperti biasa di pagi hari sebelum berangkat
sekolah, Yoga berpamitan pada ibu dan meminta uang jajan. Sang ibu pun tidak
pernah berhenti dan lelah untuk meminta Yoga agar berpamitan kepada sang ayah
tapi Yoga tidak pernah menanggapinya.
Yoga sendiri
termasuk salah satu siswa yang cerdas disekolah dan cukup rajin dirumah untuk
membantu ibunya tapi Yoga selalu cuek jika ibunya memintanya untuk
berkomunikasi dengan ayahnya. “Ngomong aja susah bu, gimana mau ngajak
ngomongnya, ” ucap Yoga kepada ibunya yang ditujukan kepada ayahnya. Ayah dan
ibu tidak pernah menggunakan cara kekerasan dalam mendidik anaknya jadi ayah
dan ibu hanya memberi Yoga nasehat kalau perbuatan Yoga itu salah.
Sebentar lagi Ujian Nasional tingkat SMA akan
segara tiba dan semua murid diharuskan segera menyelesaikan semua biaya administrasi
disekolah. “Bu, Yoga disuruh nyelesain pembayaran soalnya bentar lagi mau UN !”
ucap Yoga pada ibu. “Memang berapa yang harus dibayarkan ?” tanya ibu kepada Yoga.
“SPP kan Yoga belum bayar 2 bulan ditambah biaya UN jadi semuanya 700ribu bu !”
ucap Yoga. “Wahh besar juga yaa, kalau gitu ibu cari dulu yaa nak uangnya,
doain aja semoga dalam waktu dekat ini uangnya sudah ada !” ucap ibu kepada Yoga.
“Jangan lama-lama ya bu, nanti kalau gak bayar Yoga gak boleh ikut UN” pinta Yoga.
“Iyaa nanti ibu sama ayah usahakan ya nak, kamu sabar yaa !”. Yoga tidak
menjawab dan berjalan menuju kamar untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ujian Nasional sudah dekat tapi Yoga
masih belum membayar administrasi hingga Yoga mendapat teguran oleh pihak
sekolah dan Yoga diberi batasan waktu jika dalam 3 hari Yoga belum bisa
membayar administrasinya, maka pihak sekolah dengan terpaksa tidak dapat
mengikut sertakan Yoga pada Ujian Nasional.
Yoga bingung karena orang tua Yoga sendiri
belum memiliki uangnya, disekolah Yoga hanya bisa merenung dan berdiam diri
karena terus memikirkan masalah administrasi itu. Diperjalanan pulang menuju
rumah Yoga terus melamun dan lamunannya terhenti saat seseorang memanggilnya.
“Baru pulang mas ?” tanya seorang wanita separuh baya yang sedang menyiram
tanaman dihalaman rumahnya yang luas. “Ohh iyaa ni bu” jawab Yoga sambil
tertegun melihat rumah ibu itu yang besar dan bagus itu. “Wah jangan panggil bu
dong mas, panggil kakak aja, saya kan masih muda ! emang tinggal dimana mas ?”
tanya wanita itu lagi. “Ohh iya kak maaf, saya tinggal di komplek sebelah kak”
jawab Yoga. “Ohh lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki, mampir dulu aja mas
dirumah saya, minum dulu nanti sore kalau sudah gak panas lagi baru pulang, gimana
?” pinta wanita itu pada Yoga. “Emang boleh kak ?”, “yaa boleh lah” wanita itu
berjalan menuju gerbang dan membukanya mempersilahkan Yoga masuk.
Merekapun masuk
kerumah dan berkenalan sambil berbincang dengan ditemani sirup squash dan
cemilan, wanita itu bernama Rahma, usianya 42th namun wajahnya masih terlihat
cantik dan segar mungkin karena dia sering merawat diri disalon kecantikan. Kak
Rahma sudah bersuami dan memiliki satu orang putri yang berusia 6th dan saat
ini anaknya tinggal dirumah neneknya karena kesibukan kak Rahma dan suaminya
dengan pekerjaannya. Saat ini suami kak Rahma sedang ada proyek bisnis diluar
pulau jadi memaksanya untuk tidak pulang untuk beberapa minggu. Kak Rahma
sendiri saat ini sedang mengambil libur beberapa hari karena ini menghilangkan
penat dipikirannya karena perkerjaannya.
Setelah dua jam mereka saling berbincang
akhirnya Yoga berpamitan pulang karena harus membantu ibu dirumah. Kak Rahma
pun mengatarkan Yoga dengan mobilnya sampai kerumah. Kak Rahma tidak lupa
meminta nomor hp Yoga dan Yoga turun dari mobil bergegas masuk kerumah.
Keesokan harinya mereka janjian bertemu
setelah pulang sekolah karena kak Rahma mau mengajak Yoga untuk berjalan-jalan
ke mall, setelah tiba di mall mereka tiba di mall, kak Rahma membelikan
barang-barang yang Yoga inginkan seperti sepatu, baju, celana, tas, jam tangan,
dll. Yoga sangat senang dibelikan barang-barang oleh kak Rahma, setelah puas berbelanja,
mereka pun pulang kerumah kak Rahma, saat Yoga mau pulang kerumah, kak Rahma
memaksanya agar untuk mampir sebentar kerumah Rahma untuk minum. Yoga pun
mengiyakannya. Mereka tiba dirumah Rahma dan segera merebahkan tubuh diruang
tv, mereka berbincang sambil menonton acara tv dan entah kenapa saat itu Rahma
terus menatap Yoga. “Kenapa kak ? kok ngeliatinnya gitu amat ?” tanya Yoga,
“gapapa, kamu ganteng, kakak jadi gemes sama kamu” ucap Rahma. “Ahh kakak bisa
aja, jadi malu nih”, tanpa menjawabnya Rahma langsung mendekatkan wajahnya
kewajah Yoga dan mengecup bibir Yoga.
Waktu sudah
menujukan pukul 9 malam dan Yoga pun pamit untuk pulang. Rahma mengantarnya
sampai rumah Yoga dan setelah sampai dirumah Yoga. Ia turun dari mobil tapi
saat Yoga hendak jalan menuju pintu rumah, Rahma memanggilnya dan Yoga pun
menghampiri Rahma, kemudian Rahma mengecup bibir Yoga dan mengucapkan
terimakasih, Yoga pun membalas kecupannya dan bergegas masuk kerumah. Saat Yoga
sampai didepan pintu rumah Yoga melihat sang ayah yang sedang duduk dibangku
luar dengan tatapan yang bingung, tapi Yoga tidak menghiraukan ayahnya dan
masuk kekamar. Sebenarnya saat itu Yoga khawatir apa ayah melihatnya berciuman
dengan Rahma, tapi Yoga mengenyahkan
rasa khawatirnya.
Keesokan harinya saat sarapan Yoga duduk
dikursi dengan ibu, seperti biasa ayah sedang asyik dengan burung perkututnya. Yoga
berpikir apa ayah memberi tahu ibu apa yang ayah lihat semalam. Yoga hanya diam
seribu bahasa saat itu, ibu bertanya pada Yoga kemarin habis dari mana dari
pulang sekolah sampai malam baru pulang. Yoga menjawab habis diajak temen
jalan-jalan, lalu ibu memberi Yoga uang 500ribu “ibu sama ayah baru punya uang
segini, kurangnya nanti ibu sama ayah carikan lagi yaa, sekarang bayar segini
dulu aja mudah-mudahan dalam waktu dekat kurangnya sudah bisa dilunasi” ucap
ibu. “Gak usah bu, semua administrasi sudah dilunasi oleh seorang dermawan yang
prihatin dengan Yoga dan dia juga yang membelikan semua belanjaan yang Yoga
bawa semalam” jawab Yoga. “Siapa dia nak ? kita harus berterimakasih pada dia”
ucap ibu. “Yoga sudah berterimakasih kok bu, yaudah Yoga berangkat yaa” pamit Yoga.
“Pamit dulu yaa sama ayah didepan !” pinta ibu. Yoga tidak menjawab dan
bergegas berangkat tapi langkah Yoga terhenti saat melihat ayah berdiri di
depan pintu sambil tersenyum. “Aa uu au au aa uu aa uu au au” ucap ayah pada Yoga.
“Ngomong apa si, gak usah ngomong deh kalo ngomong aja susah dasar bisu !!”
jawab Yoga dan berjalan melewati ayah yang berdiri didepannya. Ayah hanya
tersenyum melihat anaknya begitu walaupu sebenarnya hati ayah sakit sekali
mendengar anaknya berbicara seperti itu. Ayah memang tidak bisa bicara tapi
ayah memiliki telinga dan hati yang masih sangat berfungsi, ibu hanya bisa
mengelus dada ayah dan menabahkan ayah.
Pulang sekolah
nanti Yoga dan Rahma berencana untuk jalan-jalan kesuatu tempat, dan karena
besok hari minggu jadi malam ini Yoga berencana menginap dirumah Rahma. Sejak
malam kemarin hubungan Rahma dan Yoga semakin dekat dan mesra. Mereka saling
bergandengan tangan, bahkan saling memanggil dengan panggilan ‘sayang’.
Setelah mereka puas berjalan-jalan mereka pun
bergegas pulang, saat mereka berdua bermesraan diruang tv, Yoga mengeluh “kok
panas yaa yang ? ACnya nyalahin dong !” pinta Yoga. “ACnya rusak sayang, tapi
aku udah panggil tukang servis kok, paling bentar lagi dating tukang servisnya,
yaudah pindah ke kamar aja yuk biar gak gerah !!” ajak Rahma dan mereka berdua
masuk ke kamar.
Tiba-tiba
terdengar suara bel, Rahma bergegas memakai pakaiannya dan membuka pintu, Yoga
masih menunggu Rahma dikamar tapi Rahma tak kunjung datang, tak sabar menunggu Rahma,
Yoga pun menghampirinya yang sedang berbicara dengan tukang servis itu, “ayangg
kok lama banget sih, aku kan nungguin udah gak tahan nih, ayok masuk kamar
lagi” ucap Yoga. “Bentar dulu sayang, aku lagi ngomong dulu sama bapak tukang
servis ini” jawab Rahma.
Yoga pun menengok
kearah lawan bicara Rahma dan betapa kagetnya Yoga saat melihat lawan bicara Rahma
itu. Yaa tukang servis yang ingin membetulkan AC Rahma adalah ayahnya Yoga. Yoga
diam seribu bahasa dang tidak tahu harus berkata apa, saat itu juga sang ayah
seketika menghampiri Yoga dan menampar pipi Yoga. “Aa uu au au aa uuu aaa uuu”
ucap sang ayah pada Yoga yang mengisyaratkan bahwa ayah benar-benar marah dan
kecewa dengan Yoga. Yoga terdiam, lalu Rahma menghentikan ayah Yoga dan
bertanya pada Yoga apa dia kenal dengan tukang servis ini, Yoga menjawab “gak
tau ni siapa, orang gila kali dia yang”. Rahma langsung memanggil satpam yang
berjaga dirumahnya dan menyuruh satpam itu untuk mengusir tukang servis yang
sebenarnya adalah ayahnya Yoga. Dengan paksa satpam itu menyeret ayah keluar
ayah sempat mengelak sambil mengisyaratkan agar Yoga ikut pulang dengannya,
tapi tidak ada yang menghiraukan ucapan ayah Yoga. Ayah Yoga hanya bisa
menangis melihat perbuatan anaknya yang sudah benar-benar keterlaluan itu.
Yoga dan Rahma
kembali kekamar dan bergegas tidur, lalu entah kenapa Yoga menjadi gelisah saat
dan agak sulit memejamkan matanya. Hingga Yoga bermimpi berada disuatu tempat
yang semuanya serba berwarna putih dan Yoga melihat seorang pria yang sedang
duduk dikursi. Yoga pun menghampiri pria itu dan ternyata pria itu adalah
ayahnya. Ayahnya tersenyum melihat Yoga dan memintanya duduk disebelahnya. Yoga
pun bingung sejak kapan ayahnya bisa bicara normal seperti ini, sang ayah
merangkul Yoga dan berkata pada Yoga,
“ayah sayang sama Yoga, Yoga
harapan ayah, Yoga hal terindah yang ayah punya, Yoga penyemangat bagi ayah, Yoga
permata untuk ayah, Yoga kebanggan untuk ayah, Yoga nyawa bagi ayah, dan ayah
mau Yoga berubah yah nak, Yoga harus buat ayah bangga, Yoga harus bisa buat ibu
nyaman dan aman, lindungi ibu yah nak, ayah titip ibu sama Yoga jaga ibu
baik-baik yaa anakku, pokoknya ayah selalu sayang sama Yoga”
Saat Yoga membuka
mata, ternyata hari sudah terang dan Rahma sudah tidak ada disebelahnya. Yoga
mencari Rahma, dan Rahma sedang sarapan dengan pakaian yang rapi dan formal,
“ayangg kok gak bangunin aku sih, mau kemana lagi kita hari ini yang ? tanya Yoga.
Rahma menyuruh Yoga agar bergegas mandi, karena hari ini Rahma harus kekantor
karena ada meeting yang harus dia hadiri. Yoga sempat menahannya agar tidak
pergi tapi Rahma membentak Yoga dan sekali lagi menyuruh Yoga mandi. Yoga pun
kaget mendengar bentakan Rahma dan bergegas mandi. Setelah Yoga selesai mandi
dan berpakaian, Rahma memberi Yoga uang untuk naik taxi karena Rahma tidak bisa
mengantarnya pulang. Yoga pun menerimanya dan bergegas pulang dengan membawa
barang-barang yang kemarin dibelikan oleh Rahma,
Saat Yoga turun dari taxi, Yoga melihat banyak
orang yang berjalan kearah menuju rumahnya. Yoga tidak memikirkan hal itu dan
saat Yoga sampai di gang rumahnya. Yoga melihat ada bendera kuning yang di ikat
dipohon-pohon yang tumbuh di pinggiran jalan menuju rumah Yoga. Dengan hati
gelisah dan takut Yoga berlari menuju rumah dan banyak orang yang berkumpul
dirumahnya sambil melantunkan ayat suci Al Quran. Yoga melihat sepeda motor
ayah yang sudah tak karuan lagi bentuknya, dan saat Yoga memasuki pintu
rumahnya, Yoga terdiam seketika saat melihat sang ibu yang menangis disamping
seseorang yang sedang terbaring kaku dengan kain yang menutupi seluruh
tubuhnya.
Aku melihat ibu
sedang terisak tangis sambil membacakan surat Yasin disamping sesosok jenazah
yang aku tidak tahu itu jenazah siapa, tubuhku terasa sangat lemas, aku tidak
sanggup berjalan menghampiri ibu, aku juga tidak bisa berkata apa-apa, mulutku
sangat berat untuk berbicara, aku paksakan kakiku untuk menghampiri ibu dan ibu
memelukku dengan tangis yang begitu membuatku juga ikut menangis, saat aku buka
penutup wajah jenazah itu ternyata itu adalah jenazah ayahku, ayahku yang
sering sekali aku caci maki namun dia tetap tersenyum padaku, ayahku yang
sering sekali aku acuhkan namun dia masih bisa tersenyum padaku, ayahku yang
tak pernah ku hiraukan namun dia tetap tersenyum padaku, ayahku yang aku bilang
aku tak mengenalnya dan bilang kalau dia orang gila namun dia masih
menyayangiku. Yaa Tuhan kenapa engkau ambil ayahku sekarang, aku belum sempat
membuatnya bangga, aku belum sempat meminta maaf padanya, aku belum sempat
berlutut dan mencium kakinya, kenapa kau ambil ayahku secepat ini Tuhan.. aku
hanya bisa menangisi penyesalanku yang teramat dalam, aku bergegas menuju
kamarku dan menangisi kepergian ayah yang begitu cepat, aku teringat mimpiku
semalam dan apa yang ayah ucapkan di mimpi itu
“ayah sayang sama Yoga, Yoga
harapan ayah, Yoga hal terindah yang ayah punya, Yoga penyemangat bagi ayah, Yoga
permata untuk ayah, Yoga kebanggan untuk ayah, Yoga nyawa bagi ayah, dan ayah
mau Yoga berubah yah nak, Yoga harus buat ayah bangga, Yoga harus bisa buat ibu
nyaman dan aman, lindungi ibu yah nak, ayah titip ibu sama Yoga jaga ibu
baik-baik ya anakku, pokoknya ayah selalu sayang sama Yoga”
Aku tak bisa menahan air mataku lagi,
tapi aku akan memenuhi permintaan ayahku, aku akan berubah dan menjaga ibu
untuk ayah. Dengan tegap aku hapus air mataku dan keluar kamar, ku hampiri ibu
yang masih terisak menangis, dan kupeluk dia, kudekap dia, aku akan melindungin
ibuku dan membuatnya merasa nyaman dan aman.
Ayah Yoga
mengalami kecelakan saat pulang dari rumah Rahma, ayah Yoga begitu syok dan
kaget dengan perbuatan anaknya, sehingga membuat ayah sedih dan tidak bisa
berfikir jernih pada malam itu sampai akhirnya ayah menabrak sebuah mobil truk
yang berjalan berlawanan arah dengannya. Ayah langsung tak sadarkan diri dan
larikan kerumah sakit. Ibu sudah berulang kali berusaha menghubungi Yoga tapi
hp Yoga tak kunjung aktif, sampai dokter memberi kabar bahwa nyawa ayah tidak
bisa ditolong lagi.
Pagi ini hari
dimana Yoga mengkuti test UN tingkat SMA, tidak lupa Yoga mencium tangan ibunya
dan meminta doa agar diberi kemudahan dalam mengerjakan soal UN hari ini. Saat Yoga
sampai disekolah Yoga bergegas mencari dimana dia ditempatkan.
Dan beberapa saat
kemudian akhirnya Yoga dan ibu mendapat kabar bahwa Yoga lulus SMA, karena
penghasilan ibunya yang hanya berjualan gado-gado, Yoga tak tega jika meminta
kuliah pada ibu. Akhirnya Yoga bertekad untuk berkerja sambil meneruskan
kuliahnya, agar bisa membiayai kuliah sendiri dan sedikitnya bisa membantu
ibu.







0 Response to "MAAFKAN AKU AYAH .."
Posting Komentar